Semua dimulai sekitar tahun 2009-2010. Ini adalah tahun dimana saya memutuskan untuk komitmen mempelajari dunia fotografi lebih dalam. Awalnya cuman ikut-ikutan teman aja, untuk memenuhi syarat kelulusan kredit poin dari universitas. Padahal ini tidak berhubungan dengan jurusan kuliah saya yaitu teknik informatika.
Pada proses belajar fotografi, saya menemukan seorang fotografer secara online bernama “Eric Kim”. Menurut saya penjelasannya mudah dimengerti. Karena kemudahan ajaran dari Eric Kim, saya sedikit banyak juga mengikuti ketertarikan dirinya. Yaitu genre street photography.
Ini genre fotografi yang menurut saya tidak hanya dinilai dari hasil fotonya saja. Tetapi pengalaman fotografer mengambil foto di tempat tersebut juga berpengaruh besar pada genre ini. Mudahnya sih street photography itu menangkap momen interaksi orang lain di ruang publik. Kalau dibahasakan seperti ini, jadinya biasa aja.
Tetapi ada kesenangan sendiri ketika memfoto orang lain di ruang publik. Butuh keberanian mengeluarkan kamera, keberanian mengarahkan kamera ke muka orang lain, dan kesadaran mencari momen unik. Walaupun begitu, saya tidak mempraktekkan street photography sampai tahun 2015. Ada kesempatan diajak ke China. Disinilah saya baru mempraktekkan ajaran dari Eric Kim.
Pelajaran penting dari dia adalah “shoot from the hip”. Foto tanpa melihat kamera dengan setting dan jarak yang sudah pakem dan hasilnya udah pasti fokus. Ilmu ini sangat berguna sekali bahkan sampai sekarang di tahun 2024.
Ini merupakan hasil SOOC (straight out of camera) tanpa edit. Menggunakan kamera Canon 550D dan lensa 17-40L f4 di focal length 17mm (27mm fullframe equivalent) dengan f8. Foto-foto ini diambil tanpa melihat subjek, dari pinggang ke jarak subjek kurang lebih satu meter.
Inilah awal mula saya memutuskan bahwa genre street photography adalah ketertarikan saya. Ada pengalaman unik tersendiri dalam mencari framing, mencari cerita, mencari konteks, dan keberanian untuk mengambil foto orang tak dikenal.