Select Page

10 tahun lamanya saya pakai default lensa fixed 35mm. Lensa zoom? Nuh uh, seringnya lensa zoom malah menjadi distraksi. Karena kadang menjadi bingung, fotonya lebih baik diambil pakai focal length berapa. Fixed lens lebih enak, terpaksa harus kreatif dan hanya memikirkan focal tersebut cocok untuk mengambil scene apa.

Mengapa awalnya saya memilih 35mm? Mundur 1.5 langkah udah bisa wide. Tetapi kalau butuh fokus dan hasil bokeh, maka bisa juga. 35mm juga mudah dibayangkan hasilnya menggunakan mata. Ya walaupun 50mm jauh lebih mudah, 35mm masih bisa dilatih. Jadi tahu hasilnya seperti apa sebelum jepret.

Tapi tapi tapi tapi, mata ini mulai melirik karena harga Fujifilm X100V dan X100VI yang naik drastis karena terdorong hype tiktok. Tahun 2013 saya beli Fuji X100S di harga hampir 10 juta. 2024 harganya 28 juta 🤌🤌. Karena dia 35mm, maka saya mulai melikir kamera lain. Ternyata bisa dibilang tidak ada kamera dengan sensor besar (aps-c) yang memiliki lensa 35mm? 🤔 Huh that’s weird.

Tapi malah Leica Q dan Ricoh GR III lensanya adalah 28mm? Menarik. Karena di kepala saya, 28mm kira-kira sama dengan lebar kamera smartphone. Agak susah kalau cari street photo terlalu wide. Banyak bocor kiri kanan. Pemikiran mencoba 28mm saya biarkan lenyap. Tetapi ketika Idul Adha 2024 kemarin, saya baru paham enaknya kalau punya 28mm di kerumunan. Pastinya karena lebih lebar, sangat mudah untuk membuat foto jadi fokus. Jarak 1m kasih f5.6 udah beres pasti.

Karena nggak yakin, cara terbaik adalah mencoba lensa manual 28mm. Akhirnya TTArtisan 17mm f1.4 jadi pilihan. Yang dipasang di Fuji X-T4. Walaupun jatuhnya bukan 28mm ya, tapi 26mm, tapi ok lah. Karena incaran saya adalah kamera kecil yang tidak menarik perhatian banyak orang (Ricoh GRIII), mahal bingit tapinya.

“Saint in the Streetlight”

Setelah mencoba, 28mm, I’m in love 💖.

Jika foto menggunakan 35mm, fokusnya adalah langsung ke point of interest. Komposisi juga lebih mudah. Pada 28mm, mindset ambil fotonya adalah konteks. Orang sedang melakukan hal apa pada kegiatan apa. Masalahnya, komposisi akan lebih susah jika menjauh dari subjek. Akan sangat mudah jika mendekat. Jarak 1 sampai 1.5m. Sesuai dengan judul tulisan ini, Close-up Thrillers. Nggak semua terbiasa berani foto orang lain tak dikenal dengan jarak dekat.

Dengan lensa 28mm, fokus menjadi lebih mudah. Terutama untuk street photography. Benar-benar tidak perlu memikirkan fokus sama sekali. Autofocus menjadi tidak penting. Dengan 28mm hanya 2 hal yang terpenting. Mencari momen dan mengatur komposisi.

Apakah soon jika Ricoh GR IV keluar dengan lensa 28mm akan saya beli? Kemungkinan besar iya. Untungnya ada lensa manual murah yang bisa dites. TTArtisan 17mm menjawab semua keraguan saya untuk menggunakan lensa 28mm.